APLIKASI
SOFTWARE CABRI 2D
Salah satu
aturan dalam pembelajaran geometri di kelas adalah bagaimana siswa mengungkapkan bukti dengan adanya fakta-fakta. Sebuah bukti
akan diterima secara logis apabila sesuai dengan definisi, aksioma dan teorema sebelumnya. Menurut Mariotti (2006) Untuk membantu siswa memahami logika
pengembangan bukti menggunakan ide-ide yang dimiliki olehh siswa diperlukan
sebuah media yang dapat menggambarkan situasi dari sebuah teorema. Dibawah ini
adalah contoh pebuktian dari sebuah teorema yang kemudian di konstruksi dengan
menggunakan Cabri Geometry dan siswa
kemudian menentukan nilai kebenaran dari sebuah teorema tersebut.
Langkah-langkah pembelajarannya:
Contoh 1
Pada
postulat pertama siswa diberikan tiga buah titik A, B, dan C.
1.
Buka
Cabri Geometri II Plus dengan tobol Point => tentukan titik A, B dan C.
2.
Dari
gambar terlihat bahwa titik A, B dan C tidak segaris. Kemudian Siswa dapat
membuktikan bahwa garis yang melalui titik A dan B ada.
|
1.
Dengan
mengkonstriksi garis tersebut siswa telah membuktikan postulat dari sebuah garis
yaitu : Dua buah titik hanya dapat
ditarik sebuah garis lurus. Selain itu, siswa juga dapat membenarkan bahwa
segmen AB itu ada yaitu terletak pada garis l
dan seterusnya sesuai dengan apa yang ada di dalam tabel.
2.
Kemudian,
setelah semua siswa melakukan konstruksi yang sama di Cabri Geometry, siswa diminta untuk membandingkan langkah-langkah konstruksi dengan pernyataan
dan pembenaran bukti, yang memimpin mereka untuk
menyertakan nomor langkah bukti (diberikan dalam kurung)
setelah setiap kalimat dan yang membantu mereka memahami hubungan antara bukti
dan konstruksi.
Contoh 2
Diketahui
segitiga sama kaki ABC diman AC = BC. Titik P terletak pada sisi AB.
Permasalahannya: dimana tepatnya letak titik P sehingga jarak P terhadap AC
sama dengan jarak titik P ke BC. Adapun
langkah-langkahnya:
1.
Tentunya
terlebih dahulu disuruh untuk mengkonstruksi segitiga sama kaki. yaitu dengan
cara membuat segmen AB dengan perintah tombol Segment => buat garis sumbu segmen AB dengan tombol Perpendicular Bisector => letakan
titik C pada garis sumbu tersebut => buatlah segitiga ABC dengan tombol Triangle.
|
2.
Letakan titik P
pada sisi AB dengan tombol Point on
Object => Buat garis tegak lurus AC melalui P dan garis tegak lurus AC
melalui P dengan tombol Perpendiculer
Line => Dengan tombol Distance and
Lengt tentiukan jarak P ke AC dan P ke BC=> kemudian jumlahkan kedua
jarak tersebut dengan tombol Calculate
|
3.
Geser titik P
kekanan dan kekiri biarlah siswa menyimpulkan sendiri. (Tentunya jawbanya
adalah jumlah keduanya akan selalu sama).
4.
Setelah siswa
dapat menyimpulkan eksplorasi tersebuat biarlah mereka melakukan eksplorasi
dengan pembuktin menggunakan aksioma atau postulat yang ada.
5.
Tentunya
jawaban yang kita inginkan dari siswa adalah sebagi berikut: dari gambar cabri
permasalahan di atas buatlah garis sejajar dengan salah satu garis tinggi
tersebut dengan tombol Parralel Line.
|
6.
Dari gambar
diatas segitiga BPQ kongruen dengan segitiga BPE sehingga PE (jarak P ke BC) =
BG. Dari konsep kesejajaran DP (jarak P ke AC) = FG, sehingga PE + DP = FG + BG
= FB (Selalu sama dimanapun titik P berada).
Contoh 3
Dalam sebuah segiempat, jika diagonalnya
membagi diagonal lainnya, maka segiempat merupakan jajar genjang ". Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
1.
Siswa disuruh
membuat dua buah garis yang tegak lurus dengan tombol line => Perpendicular bisector => buat lingkaran dengan pusat
pada perpotongan garis tersebut dan jari2 pada masing-masing garis deng tombol Circle =>tentukan titik potong masing-masing lingkaran dengan
masing-masing garis dengan tombol intersection
point => buat segmen dari titik potong tersebut dengan tombol Segment =>Hitung jarak dari titik
potong garis yang tegak lurus dengan masing-masing titik potong lingkaran
dengan masing-masing garis dengan tombol Distence
and Lengt.
|
2.
Bangun geometri yang terbentuk adalah sebuah
jajaran genjang sehingga dapat disimpulkan “Dalam sebuah segiempat, jika
diagonalnya membagi diagonal lainnya, maka segiempat merupakan jajar genjang”.
|
Contoh 4
Diketahui
sebuah bangun geometri yang berbentuk segitiga ABC,salah satu pojok dari
segitiga tersebut dipotong sehingga tampak seperti gambar di bawah ini:
|
Dengan
tanpa memperpanjang garis yang melelui titik A dan B buatlah garis bagi sudut
B!
Dengan
menggunakan cabri geometri II plus kita dapat mengkonstruksi garis bagi sudut B
dengan langkah-langkah sebagi berikut:
1.
Buatlah bangun
yang sesuai dengan masalah yang ada dengan tombol segment.
|
2.
Kemudian,
Buatlah garis bagi sudut A dan sudut C dengan tombol angle bisector
|
3.
Tentukan titik
potong dari kedua garis tersebut dengan menggunakan tombol intersection
point beri nama titik tersebut titik P
|
4. Berikutnya tentukan sembarang titik pada segmen yg melalui A dan
segmen yang melalui C masing beri label D dan E dengan tombol point
5. Selanjutnya buatlah segmen DE dengan tombol segment
|
6.
Langkah
selanjutnya buatlah garis bagi pada sudut D dan E dengan tombol angle
bisector, kemudian tentukan titik potongnya beri label Q
|
7. Kemudian buatlah garis yang melalui titik P dan Q dengan tombol line
|
8.
Garis tersebut
adalah garis bagi sudut B yang hilang untuk membuktikannya dengan menggunkan
tombol ray
buat garis yang melalui titik A dan D dan melalui titik C dan E, maka
perpanjangan garis tersebut akan tepat berpotongan di garis yang telah dibuat
yaitu di titik B.
|
DAFTAR PUSTAKA
Suherman, E.
(2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA
Sunardi. (2007). Hubungan
Tingkat Penalaran Formal dan Tingkat Perkembangan Konsep Geometri Siswa.
Jurnal Ilmu Pendidikan. Jakarta: LPTK dan ISPI
Nurhasanah, F. (2010). Abstraksi
Siswa SMP dalam Belajar Geometri melalui Penerapan Model Van Hiele dan
Geometer’s Sketchpad (Junior High School Students’ Abstraction in Learning
Geometry Through Van Hiele’s Model and Geometer’s Sketchpad). Tesis SPS UPI Bandung: Tidak
Diterbitkan
Purniati. (2009). Pembelajaran
Geometri Berdasarkan Tahapan Van Hiele dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematika Siswa SLTP. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak
Dipublikasikan
Patsiomitou, S. 2008. Do geometrical constructions affect students
algebraic expressions?. http://www.academia.edu/3515517/Patsiomitou_S._2008_Do_geometrical_constructions_affect_students_algebraic_expressions (Diakses 23 Maret 2012]
Siregar, N.
(2009). Studi Perbandingan Kemampuan
Penalaran Matematik Siswa Madrasah Tsanawiyah Kelas yangbelajar geometri
Berbantuan Geometer’s Sketchpad dengan Siswa yang Belajar tanpa Geometer’s
Sketchpad. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak Dipublikasikan
Mariotti, M.A.: 2006, ‘Proof and Proving in Mathematics Education’,
in A. GutiƩrrez and P. Boero (eds.), Handbook of research on the psychology of
mathematics education, Sense Publishers, Rotterdam, The Netherlands.













